cover
Contact Name
Baskoro Suryo
Contact Email
banindro@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.ars@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
ARS: Jurnal Seni Rupa Dan Desain
ISSN : 18297412     EISSN : 25807374     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
ARS merupakan jurnal ilmiah berkala yang ditujukan untuk mempublikasikan karya ilmiah hasil penelitian, pengembangan, dan studi pustaka di bidang seni rupa dan desain. Jurnal ini terbit 3 kali setahun dengan 6 artikel setiap edisi yang jatuh pada bulan Januari - April, Mei - Agustus, September - Desember.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "No. 2 - Februari 2005" : 5 Documents clear
TINJAUAN FENOMENOLOGIS SENI RUPA MODERN INDONESIA Drs. Pracoyo, M. Hum.
Ars: Jurnal Seni Rupa dan Desain No. 2 - Februari 2005
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/ars.v1i2.241

Abstract

dengan bidang seni lukis semata, mesiu makna sesungguhnya tidak demikian, melainkanberlaku pula bagi jenis karya seni rupa lainnya seperti seni patung, seni grafis, seni kriya(meliputi seni kriya logam, ukir kayu, keramik, bauk), dan sebagainya. Akan tetapi ridakdipungkiri bahwa ditinjau dari aspek sejarah peranan seni lukis sangat menonjol sehubungandengan proses pembentukan dan kemunculan seni rupa modem Indonesia berupa timbulnyasikap baru yang mendasari penciptaan karya-karya seni rupa dan hal itu membedakannyadengan hal-hal yang mendasari penciptaan karya-karya seni rupa pada masa sebelumnya (senirupatradisional).Seni rupa modem Indonesia merupakan bahagan baru dari perkembangan seni rupsIndonesia masa sebelumnya, sejak masa pra-sejarah berlanjut ke masa proto-sejarah, masaklasik-kecandian 'Hindu dan Budha), masa masuknya pengaruh agama Islam, masa masuknyapengaruh budaya Barat bersamaan dengan terjadinya jaman penjajahan oleh bangsa-bangsaBarat, masa kemerdekaan hingga sekarang.Keberadaan seni rupa modern Indonesia yang dirintis oleh Raden Saleh SyarirBustaman (1814-1880) dan sempat terputus kuranglebih 50 tahun, tampil kembali dan mulaiberkembang sejak 1925 hingga kini, sehingga eksistensinya dapat dikatakan masih sangatmuda bila dibandingkan dengan keberadaan seni rupatradisional Indonesia.
Proses Kreatif Nasirun dan Resepsi Publik atas Karya-karyanya M. Rain Rosidi, S.Sn.
Ars: Jurnal Seni Rupa dan Desain No. 2 - Februari 2005
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/ars.v1i2.242

Abstract

Yogyakarta adalah sebuah koia di Indonesia yang melahirkan begitu banyak pelukis.Kondisi ini didukung ol<‘H keberadaan Institusi Pendidikan Tinggi Seni, yang sekarangdisebut ISI Yogyakarta. Selain itu, suasana berkarya di luar pendidikan seni formal jugatumbuh subur, terutama didukung oleh pariwisata dan industri kerajinan. Kondisi inilah yangmembawa pendatang dari luar Yogyakarta untuk belajar dan mendalami seni rupa diYogyakarta. Salah satunya adalah Nasirun, yaitu seorang pelukis yang cukup dikenal di tanahair. Prestasi Nasirun yang bisa dicatatAntara lain: memperoleh penghargaan Indonesian Art Award, Me Donald ArtAward, Penghargaan dari FSR ISI Yogyakarta, dan mendapat undangan berpameran dibeberapa even bergengsi. .Selain iru basil karya pelukis ini cukup digemari oleh kolektorkolektorlukisan di tanah air. Sebagai pelukis, Nasirun juga memperoleh kesempatan untukmelakukan beberapa lawatan ke negara-negara yang mempunyai sejarah tua dalam seni rupamodern, seperti Amerika, beberapa negara di Eropa, serta China.Nasirun dilahirkan di Cilacap, pada tanggai 1 Oktober 1965. Pelukis ini tumbuhdalam lingkungan yang kental dengan tradisi dan kepercayaan masyarakat Jawa di desa. Sejakkanak kanak, ia sudah menggemari pertunjukkan wayang kulit. Kegemarannya akan wayangkulit tersebut ikut serta membentuk minatnya dalam mendalami profesi pelukis. Nasirunberasal dari tujuh bersaudara. Di antara semua saudaranya itu, hanya Nasirun dan adiknyayang bisa menyelesaikan pendidikan S MA, yang bahkan kemudian Nasirun melanjutkanpendidikan seninva ke Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Kebanyakan masyarakat didesanya, pada waktu itu merasa belum membutuhkan pendidikan formal, apalagi pendidikantinggi.
BARABUDUR DARI SISI BENTUK Prof. Soedarso Sp., M.A.
Ars: Jurnal Seni Rupa dan Desain No. 2 - Februari 2005
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/ars.v1i2.238

Abstract

Ketika artikel ini ditulis, bulan Mei 2004 baru saja lewat. Pada wakru itu, masyarakatBudhis memperingati hari Waisak yang dipercaya sebagai peringatan dari liga peristiwa pcniingdalam agama Budha, khususnya dalam kehidupan Sang Budha Gautama, yaitu han lahir SangSiddharta, saat tercapainya Penerangan Sempurna di bawah pohon bodhi, dan hari wafatnyaatau hari tcrcapainya parinirwana. Di sampingitu, saat ini Barabudur sedangdiperebutkan olehbanyak fihak untuk dijual kepada turis pada saat penduduk di sekitar Barabudur sedang resahdan ekonomi sedang menjadi mahkota kebudayaan dan menentukan code o j conduct masyarakatkita di semua sektor kehidupan, serta menentukan pula apakah “ Pasar Seni Jagad Jawa” atau“Shopping Street” perlu didirikan di kompleks Barabudur. Pada saat dan kondisi seperti itu,penulis ingin mengetengahkan kembali Barabudur, meminta kembali ingatan masyarakatmelalui jalur kebudayaan, tentu terutama dari sisi bentuknya, karena bentuk stupa Barabudursangatlah unik.
MANAJEMEN PAMERAN: Bagaimana Membuat Misi dan Perencanaan Strategis Christine Cocca, M.A.
Ars: Jurnal Seni Rupa dan Desain No. 2 - Februari 2005
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/ars.v1i2.240

Abstract

Oleh karena topik yang akan saya bahas sangat luas, maka saya memutuskan untukfokus pada hal-hal yang saya anggap sebagai komponen penting dalam percncanaan pameran.Jika kita membicarakan mengenai pengelolaan pengambilan keputusan, maka misi memegangperanan penting sebagai pemandu seluruh aspek yang terdapat di dalamnya. Misi sangatpen ting dalam perencanaan pameran karena karya seni mempunyai fungsi-fungsi sosial, politikdan budaya yang beragam yang harus dihargai, dan bukan semata-mata sebagai komoditas saja.Meskipun karya seni dapat diperjualbelikan, tetapi fungsinya terkait dengan pengertiankemanusiaan kita secara mendalam. Dengan demikian, orang-orang yang mengorganisirpameran termasuk galeri-galeri komersial - perlu memerhatikan fungsi seni dan tujuanseniman ketika merencanakan pameran. Tcrciptanya sebuah misi yang baik adalah hal yangpalingutamadan merupakan langkah yangpalingpentingdalam proses ini.Selama saya berada di Indonesia, saya memperhatikan adanya suatu kecenderungantiadanya misi maupun tema dalam pameran-pameran yang diselenggarakan. Saya seringmenemukan adanya pameran-pameran kelompok di mana para pengelolanyamengikutsertakan seniman-seniman yang karyanya disukai atau dianggap bagus danmemasang kara-karya tersebut bersama-sama di dalam galeri seolah-olah kualitas karya sajasudah cukup memenuhi syarat bagi “suksesnya” suatu pameran. Sebagai akibatnva, seringkarya seni tersebut kehilangan kekuatannya sehingga para penonton mempertanyakanketiadaan hubungan antara satu karya seni dengan karya seni yang lainnya. Inilah alasannyamengapa menciptakan suatu misi yang kuat dan rencanayang strategis menjadi penting dalammenyelenggarakan pameran yang lebih baik dan sukses.
EXHIBITION CURATOR DALAM MEDIASI SENI RUPA KONTEMPORER DAN PERSOALANNYA Drs. Asmudjojono lrianto, M.Sn.
Ars: Jurnal Seni Rupa dan Desain No. 2 - Februari 2005
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/ars.v1i2.239

Abstract

dari popularitas profesi kurator dalam praktek sen: rupa kontemporer di Barat. Namundemikian profesi kurator yang popular tersebut sesungguhnya adalah jenis kurator yanglengkapnya disebut exhibition curator atau kurator pameran. Awainya profesi kurator dalampengertian tradisi museum Barar adalah pen jaga, pencatat dan pengklasifikasi karyadanbendabendayang dikoleksi oleh museum, karena itu pekerjaan kurator biasanya terspcsialisasikan kedalam berbagai jenis ruang pamer, mulai dari museum etnografi/antropologi sampai dengankebun binatang. Selain itu ada sub-sub spesisalisasi lebih lanjut, misalnya dalam museumsejarah seni rupa, dikenal spesialisasi berdasarkan rentang waktu, gaya dan daerah tertentu.Profesi kurator seperti yang diuraikan dikenal sebagai kurator museum. Terjadi perubahanbesar dalam kerja kurasi sejalan dengan perubahan dan perkembangan seni rupa kotemporer.Dalam konteks seni rupa kontemporer kurator lebih sibuk dengan penyelenggaraan pameran,karena itu dikenal sebagai kurator pameran kerja “ kurator pameran” ;ni, berbeda dengan“kurator museum” yang lebih terfokus pada “penanganan” koleksi yang dimiliki museum,yakni perawatan, pencatatan, pengklasifikasian dan pameran.Kurator museum pun memiliki kemampuan memamerkan, namun umumnva terbataspada koleksi museum dan spesialisasi yang dimilikinya. Sedangkan kurator pameran labihfokus dalam upaya penyelenggaraan program pameran yang umumnya lebih fokus padapraktek dan wacana seni rupa kontemporer yang sedang berlangsung. Kurator pameran adayangbeker jadi museum atau galeri, ada pula yang mandiri, disebut sebagai kurator independen.Kurator pameran yang bekerja di museum, tugasnya terutama menyusun program pamerandan merealisasikannya. Untuk itu mereka tak membatasi pada karya-karya pada karya-karyayang dikoleksi oleh museumnya, tetapi juga karya-karya yang dipinjam dari museum lain atauseniman, tak jarang mereka minta seniman untuk membuat karya baru. Sedangkan kuratorindependen, kendati awai keberadaannya dipicu oleh penentangan mereka terhadap kekuasaandan hegemoni kurator pameran di museum-museurr. besar, tetapi saat ini mereka juga kerapmenjadi guest curator di museum-museum tersebut. Selain itu kurator independen juga bekerjabagi lembaga di luar museum dan senimanyangingin menyelenggarakan pameran.

Page 1 of 1 | Total Record : 5